indigo99.com | Isu kelangkaan minyak goreng di pasar – pasar Mamuju, hingga kini masih menjadi permasalahan yang menakutkan bagi kaum ibu – ibu rumah tangga. Dan isu ini, tidak kalah menarik dengan isu pergantian nama bandar udara ( Bandara ) Tampa Padang Mamuju.
Beberapa bulan lalu, harga minyak goreng melambung tinggi bahkan kenaikkan harga hampir merata di seluruh Indonesia. Hal ini, mendorong pemerintah untuk menurunkan harga dan keluarlah harga pemerintah 14 per liternya. Namun lagi – lagi tidak menjadi solusi karena sampai saat ini minyak goreng masih jarang ditemui di pasar – pasar tradisional terutama penjualan minyak goreng di minimarket yang sangat dibatasi kepada konsumen.
Hal ini, indigo99.com mencoba melakukan investigasi harga di pasar Mamuju, terlihat hanya beberapa penjual atau pedagang yang bersedia menjual minyak goreng dalam bentuk kemasan dengan harga bervariasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Misalnya pengakuan salah seorang pedagang yang tidak mau ditulis namanya kepada media ini mengaku, minyak goreng yang dijual bervariasi. Dan harga paling tinggi mencapai 45 ribu hingga sampai 47 ribu per kemasan. Salah satu alasan sampai dijual mahal karena stok barang sangat kurang dan modal tinggi.
“ Jujur saya jual tinggi ini minyak goreng, karena mahal saya ambilkan di mobil kampas dan dibatasi ji dikasih kampas kalau kami minta, “ katanya.
Meskipun mengetahui ada harga pemerintah 14 ribu dengan merek lain, namun barang atau minyak goreng tersebut masih sangat kurang.
“Ada ji kami dapat tak satu dus minyak goreng harga 14 ribu dari beberapa mobil kampas, tetapi itu tadi, sangat dibatasi. Ini lucu, minyak goreng sudah turun harga tetapi barang hilang di pasaran, “ ungkapnya.
Berbeda dengan pengakuan salah seorang karyawan Minimarket yang ada dalam kota Mamuju, dia mengaku, untuk harga penjualan minyak goreng di minimarket tetap mengacu pada harga pemerintah dengan harga 14 per liter. Kata dia,selama penetapan harga tersebut 14 Ribu per liternya, minat warga sangat tinggi sehingga hanya hitungan jam penjualan di Minimarket cepat ludes.
“ Ada ji barangnya pak, tetapi tidak berlangsung lama barangnya cepat habis karena memang kami pakai harga penjualan pemerintah 14 ribu per liternya, “sebutnya.
Terkait kelangkaan minyak goreng di Mamuju, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Mamuju, Abd Syahid Pattoeng, mengaku memang masih ada pedagang di Mamuju masih mengabaikan harga pemerintah, dengan menjual minyak goreng dengan harga tertinggi dan padahal pemerintah telah menetapkan harga 14 ribu per liternya.
Kata dia, dari hasil monitoring dengan timnya salah satu alasan pedagang masih menjual minyak goreng adalah karena modal yang diambilkan terbilang masih tinggi. Dan pedagang di pasar tradisional masih sangat sulit menyesuaikan harga pemerintah.
“ Memang kita akui pedagang di pasar tradisional masih sulit menyesuaikan harga pemerintah. Dan pedagang masih menjual sampai 22 ribu per liternya karena itu tadi, minyak goreng yang diambilkan sebelum nya sangat tinggi sehingga mereka menjual mahal, dan tidak mungkin mereka mau rugi, “ kata Syahid kepada wartawan media ini.
Terkait hal itu kata dia, untuk pasar modern seperti Indomaret dan Alfamart serta Alfamidi, tetap menjual harga pemerinta. Namun yang menjadi masalah kata Syahid, adalah stok barang di Minimarket itu sangat terbatas. Namun tetap meminta agar pemberian ke masyarakat dibatasi jangan sampai ada tengkulak yang memanfaatkan kondisi ini.
“ Adanya kelangkaan minyak goreng ini, kami dari Dinas Perdagangan, setiap minggu melakukan Sidak. Dan berharap harga minyak goreng sudah bisa stabil dan mudah ditemukan di pasar – pasar, “terangnya.**
Pewarta indigo99.com : Adji