Indigo99.com | Buntut kejadian dugaan tindakan represif terhadap 2 wartawan sedang menjalankan tugas jurnalistiknya di kegiatan seleksi tambahan bakal calon kepala desa di kantor PMD Kabupaten Mamasa, yang diduga dilakukan oleh oknum PNS di Dinas PMD Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat ( Sulbar ). Beberapa hari lalu.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ( PMD), Yahdin Karim, angkat bicara. Kepada indigo99.com Yahdin mengaku,kegiatan seleksi tambahan bakal calon kepala desa ada dua sesi yaitu tes tertulis dan wawancara. Namun sesi Kedua yakni wawancara yang dihadiri Bupati Mamasa Ramlan Badawi, ruangan tempat pelaksanaan langsung disterilkan karena sempit.
“Pada saat sesi ke-dua yaitu wawancara, ada pak Bupati Mamasa Ramlan Badawi. Sehingga disterilkan ruangan karena sempit” kata Yahdin kepada Indigo99.com. Senin ( 8/11 )
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menjelaskan, karena ruangan sempit sehingga panitia membatasi masuk dalam ruangan termasuk siapa saja.
” Soal masalah saya tidak tahu. Nanti setelah saya keluar ruangan baru saya tau ada kejadian seperti itu, ” jelasnya
Dia mengaku, terkait ada insiden dalam ruangan terhadap 2 wartawan, Yahdin mengaku tidak tahu menahu. Namun kata dia, sangat menyayangkan adanya kejadian tersebut karena yang korban adalah wartawan yang notabene mitra kerja Pemda Mamasa.
“ Persoalan ini kita sesalkan jika ada terjadi seperti itu, dan saya sudah klarifikasi ke anggota. Dan anggota mengatakan kita tidak bermaksud begitu, ” jelasnya
Ia menambahkan bahwa wartawan adalah mitra, namun ini ada kesalahan miskomunikasi.
“Saya juga sudah sampaikan ke anggota agar masalah tersebut diselesaikan baik- baik. Anggota sudah menyetujui” tandasnya
Diberitakan sebelumnya, Kabid PMD Mamasa. Diduga melakukan tindakan Represif kepada wartawan pada saat seleksi tambahan bakal calon kepala desa.**
Pewarta indigo99.com : Jupran