MATENG, indigo99.com | Keberadaan bangunan fasilitas pendukung pariwisata Baturede Beach, yang berada di Dusun Patulana Tengah Desa Budong-budong Kecamatan Topoyo Kabupaten Mateng, menuai sorotan publik .
Informasi yang dihimpun media ini,sejak pembangunan fasilitas Pariwisata ini tuntas dikerjakan tahun 2018 lalu, sampai saat ini belum memberikan asas manfaat kepada masyarakat khususnya bagi yang suka berwisata. Kondisi bangunan tersebut sudah ditumbuhi rerumputan dan banyak tai ternak.
Salah seorang warga Desa Budong – Budong yang enggan disebut namanya, mengaku keberadaan gedung pendukung fasilitas objek wisata Baturede Beach tidak tau menau fungsinya apa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Masyarakat enggan memanfaatkan bangunan lantaran fasilitas tidak menunjang. Bahkan toilet saja tak berfungsi. Dan gedung – gedungnya ditumbuhi rumput dan banyak tai sapi, ” katanya.
Kata dia, seharusnya perencanaannya harus matang sebelum dianggarkan.
“ Alangkah baiknya pemerintah sebelum mengerjakan proyek lebih dahulu mengkaji dengan matang manfaat proyek setelah selesai. Begitu juga penetapan lokasi berpengaruh supaya bermanfaat bukan bangunan mubazir.” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mateng Hj. Nahda menjelaskan, pariwisata Baturede Beach sudah rampung dan sudah diserahkan ke pihak Desa Budong – Budong. Namun tetap melakukan pembinaan ke bawah terkait pemanfaatannya dan pengelolaanya.
“ Saat ini, kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah desa Budong-Budong. Sekarang ini pihak desa yang harus berbuat untuk pengelolaan pariwisata baturede beach terkait pemanfaatannya, “ kata Nahda
Nahda juga mengaku, masalah bangunan yang atapnya yang sudah tidak ada, itu akibat bencana angin puting beliung yang menerjang bangunan pariwisata beberapa bulan lalu dan hal itu sudah dilaporkan.
“ Memang pemanfaatannya memang pengunjungnya masih kurang karena dia terkendala dari segala hal. Seperti jalanan, penerangan, tamannya dan memang fasilitas belum memadai karena keterbatasan pembiayaan.” jelas Nahda.
Dia mengaku, penempatan bangunan pariwisata menurutnya sudah strategis. Untuk pemanfaatannya, tergantung bagaimana upaya pemerintah desa bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten.
“ Sekarang ini, tugas kami bagaimana bangunan pariwisata tersebut bisa berfungsi dengan cara bertahap seperti kalau ada kegiatan di dinas pariwisata kami tempatkan di sana itu salah satu cara untuk mempromosikan keluar supaya orang banyak yang tahu.” pungkas Nahda./Zul