MAJENE,indigo99.com | Korban penganiayaan atas nama Syamsul (37), meminta kepada Polres Majene, segera menangkap pelaku pengeroyokan, yang menyebabkan dirinya mengalami luka dan memar dibagikan wajah.
Diketahui, korban Syamsul merupakan warga Lingkungan Somba Selatan, Kelurahan Mosso, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene.
Kejadian ini sudah berlangsung lama, namun pelaku belum juga polisi berhasil amankan para pelaku.
Korban Syamsul melaporkan pelaku inisial IR bersama rekannya dengan laporan polisi nomor : LP/B/40/IV/2022/SPKT/POLRES MAJENE/POLDA SULAWESI BARAT, tanggal 26 April 2022.
Menurut dia, terduga pelaku IR melakukan penganiayaan terhadap dirinya dilakukan sejumlah rekannya.
Menurut dia, laporan Polisi yang sudah masuk sejak tanggal 26 April 2022. Hingga saat ini kata dia, belum ada progres oleh pihak Kepolisian untuk menangkap pelakunya.
” penanganan perkara ini terkesan lamban Apalagi, para pelaku bebas berkeliaran. Bahkan kerap menebar teror dengan cara berteriak,” Katanya.
Syamsul meminta agar Polres Majene bersikap profesional dan menangkap para pelaku penganiayaan.
“Kami minta para pelaku segera ditangkap. Kami khawatir akan terjadi penganiayaan kembali,” harapnya.
Kata dia, karena tidak nyaman dirinya lebih memilih menghindar untuk menghindari kejadian berulang.
” Saya bersama keluarganya terpaksa meninggalkan rumah sementara waktu dan kini kami tinggal di rumah kerabat di wilayah Kota Majene.” ujar Syamsul.
Sementara Kasat Reskrim Polres Majene, Iptu Eru Reski, kepada indigo99.com mengatakan soal kasus korban penganiayaan Syamsul. Penanganan kasusnya sampai saat ini masih tertangani dengan melakukan pemeriksaan pelaku dan para saksi- saksi.
Kata dia, sampai saat ini penyidik masih mengupayakan peresmian atau restorative justice ( RJ ), antara korban dan pelaku. Apalagi ini perintah pimpinan Polri.
” Kasus ini tetap kami tangani dan sudah kami periksa pak, namun masih diupayakan untuk upaya mediasi atau RJ, biar ada titik damai keduanya,” singkat Kasat Reskrim Polres Majene.
Masih dia, jika upaya RJ ini buntu atau tidak ada jalan keluar untuk berdamai. Dengan tegas kata Kasat Reskrim menyebut kasus ini akan diproses.
” Yang pastinya kasus ini sudah kami tangani pak, namun jika RJ ini mengalami jalan buntu pasti kasus ini kami proses lebih lanjut,”sebut Eru.
Seperti pengakuan korban Syamsul, kejadian berawal ketika sekelompok pemuda menyetel musik dengan keras di depan rumahnya.
Padahal isteri Syamsul sedang hamil empat bulan dan mengeluh tidak bisa tidur akibat suara bising musik pemuda di depan rumah.
Ia kemudian mendatangi para pemuda dan meminta agar bergesar dari depan rumahnya.
Para pemuda justeru dihasut pelaku untuk kembali ke depan rumah Syamsul dan menyetel lebih keras musiknya.
Kondisi serupa berlangsung selama lima hari berturut-turut, sehingga membuat isteri Syamsul mengalami pendarahan dan akhirnya keguguran.
Syamsul yang tidak tahan lagi dengan perbuatan para pemuda kemudian sempat mengejar mereka.
Namun Petugas Polsek Sendana berhasil mendamaikan Syamsul dengan kelompok pemuda melibatkan Sekcam Sendana, Kepala Lingkungan Somba Selatan, beserta sejumlah tokoh masyarakat.
Pulang dari Polsek Sendana, Syamsul sempat mengobrol dengan Sekcam Sendana di depan rumahnya. Tidak berselang lama, pelaku datang dan langsung memukul wajah Syamsul berkali-kali.
Mirisnya penganiayaan itu berlangsung di hadapan Sekretaris Camat Sendana, Kepala Lingkungan Somba Selatan dan warga lainnya.
“Saat malam kejadian, saya sedang berbincang dengan Sekcam Sendana, tiba-tiba pelaku datang memukul saya. Tidak sampai di situ, pelaku lain pun mengeroyok dengan kayu,” sebut Syamsul/**
Pewarta indigo99.com : Aji